BONEKA
Boneka merupakan salah satu
hasil dari seni. Boneka merupakan seni murni atau fine art atau fure art.
Boneka juga merupakan seni rupa berdimensi 3, yang memiliki panjang, lebar dan
volume. Berikut contoh boneka yang ada di jepang.
Daruma/Dharma
Boneka
Daruma yang dikenal dengan boneka Dharma menggambarkan pendeta Bodhidharma yang
menegakkan dan menjadi patriarki pertama Zen sekitar 1500 tahun lalu. Boneka
Daruma ini berbentuk seperti bola dengan badan berwarna merah (yang paling umum) kuning,
hijau, atau putih dan berwajah putih tanpa biji mata. Boneka ini mempunyai
kumis dan jambang dengan mata berwarna putih saja. Boneka Daruma merupakan
jimat untuk membawa keberuntungan dan ketabahan untuk meraih tujuan yang
dicita-citakan. Dilukiskan pada sebelah mata kanan ketika membuat cita-cita
atau harapan, dan sebelah kiri ketika cita-cita tersebut terpenuhi. Harapan ini
bisa dibuat sepanjang tahun, tetapi umumnya di Jepang dilakukan ketika Tahun Baru.
Banyak boneka Daruma yang berupa boneka Daruma laki-laki tetapi ada juga boneka
Daruma perempuan, yang biasa disebut Ehime Daruma atau Putri Daruma.
Kokeshi
Boneka yang sudah terkenal sejak jaman Edo
(1603-1867). Kokeshi merupakan boneka Jepang yang terbuat dari kayu, dengan
badan silinder yang sederhana dengan kepala yang lebih besar dari badannya,
rambut yang sedikit, garis-garis yang digambar membentuk wajah. Biasanya di
badannya digambar corak bunga dengan warna merah, hitam, kuning dan dilapisi
dengan semacam lilin. Karakteristik mencolok dari boneka Kokeshi adalah
tiadanya lengan dan kaki. Biasanya di bagian bawah boneka ini ditandai dengan
cap/stempel pemiliknya.
Kokeshi ini telah dibuat selama 150 tahun,
dan berasal dari utara pulau Honshu (pulau utama Jepang). Awal mulanya, boneka
ini dibuat sebagai mainan dari anak-anak petani. Dari mainan yang sederhana
ini, sekarang menjadi kerajinan Jepang yang terkenal, dan dijadikan souvenir bagi turis.
Kokeshi modern biasa disebut shingata kokeshi, sedangkan yang
tradisional disebut dento kokeshi.
Teru Teru
Bozu
Pemilik nama keren ini berfungsi sebagai penangkal hujan.
"Teru" dalam bahasa
jepang menggambarkan cahaya matahari, sedangkan "bozu" berarti
biksu, mengarah ke kepala botak teru teru bozu.
Karakuri
Karakuri ini umumnya terdapat
tiga tipe: Butai Karakuri (舞台からくり Karakuri Panggung) yang digunakan di teater/panggung.
Zashiki Karakuri (座敷からくり tatami room karakuri?) yang kecil dan dimainkan dalam rumah. Dashi
Karakuri (山車からくり festival car karakuri?) yang digunakan dalam festival keagamaan, dimana
boneka ini digunakan untuk menampilkan mitos atau legenda tradisional.
Hakata Ningyo
Boneka yang konon berasal dari daerah
Hakata (sekarang Fukuoka) ini berasal dari tanah liat yang mulai mendunia sejak
seniman asal Rokusaburō Shirouzu mulai mempelajari teori warna, proporsi
manusia, dan teori serta teknik artistik modern Itusyo Yada, seorang pelukis
cat minyak, yang akhirnya menjadikan pembuatan Hakata yang lebih
realistis. Hakata juga mempunyai beberapa festival terkenal yaitu Hakata
Gion Yamakasa, yang juga melibatkan pengapung Ningyo.
Hakata Ningyo (博多人形) adalah
boneka tradisional Jepang yang terbuat dari tanah liat, yang berasal dari kota
Fukuoka, yang sebelumnya bernama Hakata sebelum kota ini digabungkan pada tahun
1889. Boneka Hakata ini diperkirakan berasal dari abad ke 17. Pembuat gerabah
termasuk Souhiti Masaki membuat boneka tanah liat, yang biasanya diberikan
sebagai hadiah untuk kuil Buddha dan untuk Kuroda Nagamasa, yang saat itu
berkuasa atas kota Hakata. Boneka-boneka ini disebut juga Hakata Suyaki Ningyō
(“博多素焼人形”, “Hakata unglazed doll”). Hakata juga
mempunyai beberapa festival terkenal yaitu Hakata Gion Yamakasa, yang juga
melibatkan pengapung Ningyo. Pengapung ini terbuat dari kayu, tapi dipercayai
bahwa metode pembuatan pengapung ini dipengaruhi oleh boneka Hakata. Tetapi
bukti arkeologis selama penggalian Hakata, termasuk mainan sederhana dari tanah
liat/keramik yang dibakar, menunjukkan awal muasalnya boneka Hakata berada di
China. Pada akhir abad 19, boneka Hakata diubah dari bentuk mainan tanah
liat/keramik sederhana yang dibakar ke arah hasil karya seni tinggi. Seniman
ahli Rokusaburō Shirouzu mulai mempelajari teori warna, proporsi manusia, dan
teori serta teknik artistik modern Itusyo Yada, seorang pelukis cat minyak,
yang akhirnya menjadikan pembuatan Hakata yang lebih realistis. Sejak saat itu
boneka Hakata pun menjadi lebih terkenal dan mendunia.
Ningyo
Kyo-ningyo
(Dolls of Kyoto)
Ningyo (人形), yang
berarti figur manusia, merupakan boneka tradisional yang biasanya berbentuk
anak-anak atau bayi, pejabat kekaisaran, prajurit atau pahlawan, karakter dalam
cerita dongeng, dewa dan setan, atau juga orang-orang dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Jepang. Sebagian besar dibuat secara tradisional untuk
altar atau tempat keramat di rumah, untuk hadiah pemberian formal, atau
perayaan festival seperti Hina Matsuri (pada Festival Boneka atau Hari Anak
Perempuan tanggal 3 Maret) atau Tango no Sekko yang biasa disebut Kodomo ni Hi
(Hari Anak-Anak atau Hari Anak Laki-Laki tanggal 5 Mei).
Beberapa dirancang sebagai kerajinan lokal
untuk dibeli oleh peziarah ke kuil atau perjalanan yang lain
sebagai oleh-oleh. Pada sekitar tahun 1000, beberapa tipe boneka sudah dibuat.
Anak-anak perempuan bermain boneka dengan rumahnya, ibu-ibu membuat boneka
pelindung dengan harapan senantiasa melindungi anak-anaknya serta cucu-cucunya,
upacara keagamaan pun menggunakan boneka, untuk mengambil dosa dari orang yang
disentuhkannya.
Mungkin
saja pembuat boneka profesional pertama kalinya merupakan para
pemahat/pematung dari kuil, yang ahli untuk membuat patung kayu yang
menggambarkan anak-anak (boneka Saga). Keahlian membuat seni menggunakan
komposisi kayu dan pahatan kayu, pernis yang menjadi “kulit” putih mengkilap
yang disebut gofun, serta kain tekstil yang indah, kemudian menjadi meluas.
Hina Ningyo
Hina
Ningyo - Full Set
Boneka ini merupakan boneka yang diperuntukan
untuk Hina Matsuri, festival boneka, yang juga dikenal sebagi Momo no Sekku
atau Festival Buah Persik. Boneka ini terbuat dari berbagai macam bahan, tetapi
boneka Hina klasik mempunyai badan berbentuk seperti piramid dengan
berlapis-lapis kain yang disi dengan jerami atau blok kayu, tangan dari kayu
yang dipahat berlapis gofun, dan kepala dari kayu yang diukir atau dicetak
berlapis gofun, dengan sepasang mata kaca (walau sebelum 1850 sepasang mata ini
diukir di gofun kemudian dilukis) serta rambut dari sutra atau rambut asli
manusia. Satu set terdiri dari 15 boneka yang mewakili karakter-karakter
tertentu, dengan berbagai aksesoris (dogu), walaupun set dasarnya terdiri dari
pasangan laki-laki dan perempuan yang biasanya diartikan Kaisar serta
Permaisurinya.
Musha
Merupakan boneka prajurit yang biasanya
terbuat dari bahan yang mirip dengan boneka Hina, tetapi dengan konstruksi yang
lebih kompleks, karena mewakili laki-laki (atau perempuan) yang duduk di kursi,
berdiri, atau menunggangi kuda. Baju baja, helm, dan senjatanya terbuat dari
kertas yang dipernis, biasanya dengan aksen logam. Tidak ada set yang spesifik
untuk boneka ini, bisa terdiri dari Kaisar Jimmu, Permaisuri Jingu dengan
perdana menteri Takenouchi yang membawa putra kaisar yang baru lahir, Shoki si
Penumpas Setan, Toyotomi Hideyoshi dan jenderalnya serta tea-master, dan juga
figur dari cerita dongeng, seperti Momotaro, Anak Buah Persik atau Kintaro,
Anak Emas.
Ichimatsu
Boneka Ichimatsu mewakili anak laki-laki atau
perempuan yang besarnya proporsional dan dilapisi sewarna dengan warna kulit
dan sepasang mata kaca. Awal mulanya Ichimatsu diberi nama oleh seorang aktor
Kabuki setelah abad 18, dan mewakili bentuk manusia dewasa, tetapi sejak akhir
abad 19 istilah ini diberikan ke boneka anak-anak. Boneka anak kecil dengan
ekspresi nakal merupakan yang paling populer di akhir abad 19 dan di awal abad
20, tapi pada tahun 1927 Pertukaran Boneka Persahabatan dilibatkan dalam
pembuatan 58 boneka anak perempuan 32″ yang mengagumkan, untuk diberikan
sebagai hadian dari anak-anak di Jepang ke anak-anak di Amerika Sertika, dan
estetika dari boneka yang mengagumkan ini mempengaruhi para pembuat boneka
untuk membuat tipe anak perempuan yang anggun, ramah, lembut dengan balutan kimono.
Gosho Ningyo
Gosho Ningyo biasanya merupakan boneka bayi
yang gemuk dan bahagia dengan model yang kekanakan. Hiasan yeng meluikiskan
helai kain dari gofun dikenakan di kulit putih sempurna boneka ini. Wajah
boneka ini dilukis minimalis untuk menangkap esensi polos dari anak-anak.
Museum National Kyoto menyatakan bahwa figur putih, bulat, dan chubby ini
mungkin dipengaruhi oleh boneka Saga (Saga Ningyo) yang tanpa busana.
Terdapat banyak nama yang berhubungan dengan boneka gosho, seperti “good luck doll”, shira-kiku “white chrysanthemum”, shirajishi-ningyo “white flesh doll”, zudai “large head”, atau izukura ningyo. Istilah “gosho” bisa diartikan “dari Istana Kaisar” karena boneka ini dulunya dibuat oleh pembuat boneka di Kyoto yang diperuntukkan sebagai hadiah dari istana kepada tamu spesialnya. Para penerimanya pun menghargai boneka ini. Para pedagang kemudian mencontoh ritual memberikan hadiah seperti yang dilakukan istana sebagai simbol status. Kemudian praktek pemberian hadiah berupa gosho ningyo sebagai hadiah spesial yang berarti ini pun menyebar ke seluruh Jepang.
Terdapat banyak nama yang berhubungan dengan boneka gosho, seperti “good luck doll”, shira-kiku “white chrysanthemum”, shirajishi-ningyo “white flesh doll”, zudai “large head”, atau izukura ningyo. Istilah “gosho” bisa diartikan “dari Istana Kaisar” karena boneka ini dulunya dibuat oleh pembuat boneka di Kyoto yang diperuntukkan sebagai hadiah dari istana kepada tamu spesialnya. Para penerimanya pun menghargai boneka ini. Para pedagang kemudian mencontoh ritual memberikan hadiah seperti yang dilakukan istana sebagai simbol status. Kemudian praktek pemberian hadiah berupa gosho ningyo sebagai hadiah spesial yang berarti ini pun menyebar ke seluruh Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar