Pages

Rabu, 30 Januari 2013

Boneka Tradisional Jepang


BONEKA

                Boneka merupakan salah satu hasil dari seni. Boneka merupakan seni murni atau fine art atau fure art. Boneka juga merupakan seni rupa berdimensi 3, yang memiliki panjang, lebar dan volume. Berikut contoh boneka yang ada di jepang.
Daruma/Dharma

Boneka Daruma yang dikenal dengan boneka Dharma menggambarkan pendeta Bodhidharma yang menegakkan dan menjadi patriarki pertama Zen sekitar 1500 tahun lalu. Boneka Daruma ini berbentuk seperti bola dengan badan berwarna merah (yang paling umum) kuning, hijau, atau putih dan berwajah putih tanpa biji mata. Boneka ini mempunyai kumis dan jambang dengan mata berwarna putih saja. Boneka Daruma merupakan jimat untuk membawa keberuntungan dan ketabahan untuk meraih tujuan yang dicita-citakan. Dilukiskan pada sebelah mata kanan ketika membuat cita-cita atau harapan, dan sebelah kiri ketika cita-cita tersebut terpenuhi. Harapan ini bisa dibuat sepanjang tahun, tetapi umumnya di Jepang dilakukan ketika Tahun Baru. Banyak boneka Daruma yang berupa boneka Daruma laki-laki tetapi ada juga boneka Daruma perempuan, yang biasa disebut Ehime Daruma atau Putri Daruma.

Kokeshi
   
Boneka yang sudah terkenal sejak jaman Edo (1603-1867). Kokeshi merupakan boneka Jepang yang terbuat dari kayu, dengan badan silinder yang sederhana dengan kepala yang lebih besar dari badannya, rambut yang sedikit, garis-garis yang digambar membentuk wajah. Biasanya di badannya digambar corak bunga dengan warna merah, hitam, kuning dan dilapisi dengan semacam lilin. Karakteristik mencolok dari boneka Kokeshi adalah tiadanya lengan dan kaki. Biasanya di bagian bawah boneka ini ditandai dengan cap/stempel pemiliknya.
Kokeshi ini telah dibuat selama 150 tahun, dan berasal dari utara pulau Honshu (pulau utama Jepang). Awal mulanya, boneka ini dibuat sebagai mainan dari anak-anak petani. Dari mainan yang sederhana ini, sekarang menjadi kerajinan Jepang yang terkenal, dan dijadikan souvenir bagi turis. Kokeshi modern biasa disebut shingata kokeshi, sedangkan yang tradisional disebut dento kokeshi.
Teru Teru Bozu

Pemilik nama keren ini berfungsi sebagai penangkal hujan.  "Teru" dalam bahasa jepang menggambarkan cahaya matahari, sedangkan "bozu" berarti biksu, mengarah ke kepala botak teru teru bozu.

Karakuri

Karakuri ini umumnya terdapat tiga tipe: Butai Karakuri (舞台からくり Karakuri Panggung) yang digunakan di teater/panggung. Zashiki Karakuri (座敷からくり tatami room karakuri?) yang kecil dan dimainkan dalam rumah. Dashi Karakuri  (山車からくり festival car karakuri?) yang digunakan dalam festival keagamaan, dimana boneka ini digunakan untuk menampilkan mitos atau legenda tradisional.

Hakata Ningyo
      
Boneka yang konon berasal dari daerah Hakata (sekarang Fukuoka) ini berasal dari tanah liat yang mulai mendunia sejak seniman asal Rokusaburō Shirouzu mulai mempelajari teori warna, proporsi manusia, dan teori serta teknik artistik modern Itusyo Yada, seorang pelukis cat minyak, yang akhirnya menjadikan pembuatan Hakata yang lebih realistis. Hakata juga mempunyai beberapa festival terkenal yaitu Hakata Gion Yamakasa, yang juga melibatkan pengapung Ningyo.
Hakata Ningyo (博多人形)  adalah boneka tradisional Jepang yang terbuat dari tanah liat, yang berasal dari kota Fukuoka, yang sebelumnya bernama Hakata sebelum kota ini digabungkan pada tahun 1889. Boneka Hakata ini diperkirakan berasal dari abad ke 17. Pembuat gerabah termasuk Souhiti Masaki membuat boneka tanah liat, yang biasanya diberikan sebagai hadiah untuk kuil Buddha dan untuk Kuroda Nagamasa, yang saat itu berkuasa atas kota Hakata. Boneka-boneka ini disebut juga Hakata Suyaki Ningyō (“博多素焼人形”, “Hakata unglazed doll”). Hakata juga mempunyai beberapa festival terkenal yaitu Hakata Gion Yamakasa, yang juga melibatkan pengapung Ningyo. Pengapung ini terbuat dari kayu, tapi dipercayai bahwa metode pembuatan pengapung ini dipengaruhi oleh boneka Hakata. Tetapi bukti arkeologis selama penggalian Hakata, termasuk mainan sederhana dari tanah liat/keramik yang dibakar, menunjukkan awal muasalnya boneka Hakata berada di China. Pada akhir abad 19, boneka Hakata diubah dari bentuk mainan tanah liat/keramik sederhana yang dibakar ke arah hasil karya seni tinggi. Seniman ahli Rokusaburō Shirouzu mulai mempelajari teori warna, proporsi manusia, dan teori serta teknik artistik modern Itusyo Yada, seorang pelukis cat minyak, yang akhirnya menjadikan pembuatan Hakata yang lebih realistis. Sejak saat itu boneka Hakata pun menjadi lebih terkenal dan mendunia.



Ningyo

Kyo-ningyo (Dolls of Kyoto)
Ningyo (人形), yang berarti figur manusia, merupakan boneka tradisional yang biasanya berbentuk anak-anak atau bayi, pejabat kekaisaran, prajurit atau pahlawan, karakter dalam cerita dongeng, dewa dan setan, atau juga orang-orang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Sebagian besar dibuat secara tradisional untuk altar atau tempat keramat di rumah, untuk hadiah pemberian formal, atau perayaan festival seperti Hina Matsuri (pada Festival Boneka atau Hari Anak Perempuan tanggal 3 Maret) atau Tango no Sekko yang biasa disebut Kodomo ni Hi (Hari Anak-Anak atau Hari Anak Laki-Laki tanggal 5 Mei).
Beberapa dirancang sebagai kerajinan lokal untuk dibeli oleh peziarah ke kuil atau perjalanan yang lain sebagai oleh-oleh. Pada sekitar tahun 1000, beberapa tipe boneka sudah dibuat. Anak-anak perempuan bermain boneka dengan rumahnya, ibu-ibu membuat boneka pelindung dengan harapan senantiasa melindungi anak-anaknya serta cucu-cucunya, upacara keagamaan pun menggunakan boneka, untuk mengambil dosa dari orang yang disentuhkannya.
                Mungkin saja pembuat boneka profesional pertama kalinya merupakan para pemahat/pematung dari kuil, yang ahli untuk membuat patung kayu yang menggambarkan anak-anak (boneka Saga). Keahlian membuat seni menggunakan komposisi kayu dan pahatan kayu, pernis yang menjadi “kulit” putih mengkilap yang disebut gofun, serta kain tekstil yang indah, kemudian menjadi meluas.



Hina Ningyo
Hina Ningyo - Full Set
Boneka ini merupakan boneka yang diperuntukan untuk Hina Matsuri, festival boneka, yang juga dikenal sebagi Momo no Sekku atau Festival Buah Persik. Boneka ini terbuat dari berbagai macam bahan, tetapi boneka Hina klasik mempunyai badan berbentuk seperti piramid dengan berlapis-lapis kain yang disi dengan jerami atau blok kayu, tangan dari kayu yang dipahat berlapis gofun, dan kepala dari kayu yang diukir atau dicetak berlapis gofun, dengan sepasang mata kaca (walau sebelum 1850 sepasang mata ini diukir di gofun kemudian dilukis) serta rambut dari sutra atau rambut asli manusia. Satu set terdiri dari 15 boneka yang mewakili karakter-karakter tertentu, dengan berbagai aksesoris (dogu), walaupun set dasarnya terdiri dari pasangan laki-laki dan perempuan yang biasanya diartikan Kaisar serta Permaisurinya.
Musha

Merupakan boneka prajurit yang biasanya terbuat dari bahan yang mirip dengan boneka Hina, tetapi dengan konstruksi yang lebih kompleks, karena mewakili laki-laki (atau perempuan) yang duduk di kursi, berdiri, atau menunggangi kuda. Baju baja, helm, dan senjatanya terbuat dari kertas yang dipernis, biasanya dengan aksen logam. Tidak ada set yang spesifik untuk boneka ini, bisa terdiri dari Kaisar Jimmu, Permaisuri Jingu dengan perdana menteri Takenouchi yang membawa putra kaisar yang baru lahir, Shoki si Penumpas Setan, Toyotomi Hideyoshi dan jenderalnya serta tea-master, dan juga figur dari cerita dongeng, seperti Momotaro, Anak Buah Persik atau Kintaro, Anak Emas.
Ichimatsu

Boneka Ichimatsu mewakili anak laki-laki atau perempuan yang besarnya proporsional dan dilapisi sewarna dengan warna kulit dan sepasang mata kaca. Awal mulanya Ichimatsu diberi nama oleh seorang aktor Kabuki setelah abad 18, dan mewakili bentuk manusia dewasa, tetapi sejak akhir abad 19 istilah ini diberikan ke boneka anak-anak. Boneka anak kecil dengan ekspresi nakal merupakan yang paling populer di akhir abad 19 dan di awal abad 20, tapi pada tahun 1927 Pertukaran Boneka Persahabatan dilibatkan dalam pembuatan 58 boneka anak perempuan 32″ yang mengagumkan, untuk diberikan sebagai hadian dari anak-anak di Jepang ke anak-anak di Amerika Sertika, dan estetika dari boneka yang mengagumkan ini mempengaruhi para pembuat boneka untuk membuat tipe anak perempuan yang anggun, ramah, lembut dengan balutan kimono.

Gosho Ningyo

Gosho Ningyo biasanya merupakan boneka bayi yang gemuk dan bahagia dengan model yang kekanakan. Hiasan yeng meluikiskan helai kain dari gofun dikenakan di kulit putih sempurna boneka ini. Wajah boneka ini dilukis minimalis untuk menangkap esensi polos dari anak-anak. Museum National Kyoto menyatakan bahwa figur putih, bulat, dan chubby ini mungkin dipengaruhi oleh boneka Saga (Saga Ningyo) yang tanpa busana.
Terdapat banyak nama yang berhubungan dengan boneka gosho, seperti “good luck doll”,  shira-kiku “white chrysanthemum”, shirajishi-ningyo “white flesh doll”, zudai “large head”, atau izukura ningyo. Istilah “gosho” bisa diartikan “dari Istana Kaisar” karena boneka ini dulunya dibuat oleh pembuat boneka di Kyoto yang diperuntukkan sebagai hadiah dari istana kepada tamu spesialnya. Para penerimanya pun menghargai boneka ini. Para pedagang kemudian mencontoh ritual memberikan hadiah seperti yang dilakukan istana sebagai simbol status. Kemudian praktek pemberian hadiah berupa gosho ningyo sebagai hadiah spesial yang berarti ini pun menyebar ke seluruh Jepang.

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PADA MASYARAKAT


1.     BENTUK PERUBAHAN
·           Berdasarkan Kecepatan
ü  evolusi (lambat) : terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. 
ü  revolusi (cepat) : perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. contoh : revolusi industri, revolusi islam di  iran (1978-1979). Persyaratan :
o    Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
o    Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
o    Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi
o    Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
o    Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
·           Berdasarkan Pengaruh
ü  Kecil : perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh : perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
ü  Besar : perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh : dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
·       Berdasarkan Terjadinya
ü  Dikehendaki / direncanakan : perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak (agent of change : seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembagalembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.) yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. contoh : pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi.
ü  Tidak dikehandaki / tidak direncanakan : perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. Contoh : munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.
·           Berdasarkan Hasilnya
ü  Progress (membawa maju) :
o    Planed : lisdes, intensifikasi padi
o    Unplaned : akinat gunung meletus
ü  Regress (membawa kemunduran)
·           Berdasarkan Bentuknya
ü  Fisik : hasil kelakuan manusia
ü  Non fisik : nilai, norma, kelakuan
2.     SEBAB - SEBAB PERUBAHAN SOSIAL
·            Dari dalam masyarakat (intern)
ü  Perubahan jumlah penduduk
ü  Adanya penemuan baru, diantaranya :
o    Discovery : penemuan yang bersifat baru
o    invention : penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama
o    inovasi : penemuan baru, perubahan dan jangka waktunya pendek.
ü  Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
ü  Pemberontakan
·            Dari luar masyarakat (ekstern)
ü  Adanya pengaruh bencana alam.
ü  Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara
ü  Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain :
o    demonstration effect : Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan
o    cultural animosity : Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak
v  Akulturasi '(pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda dan saling memengaruhi)
v  Asimilasi (perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara berangsur - angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.)
v  Difusi :penyebaran unsur kebudayaan suatu tempat lannya.
3.     FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT
·            Faktor pendorong
ü  Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
ü  Sistem Pendidikan Formal yang Maju
ü  Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
ü  Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
ü  Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification)
ü  Heterogenitas (keaekaragaman) Penduduk
ü  Orientasi ke Masa Depan
ü  Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
ü  Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
·           Faktor penghambat
ü  Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
ü  Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
ü  Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
ü  Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
ü  Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat (Vested Interest)
ü  Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
ü  Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
ü  Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
ü  Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki
4.     PERILAKU MASYARAKAT SEBAGAI AKIBAT ADANYA PS
·            Hal-hal positif atau bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.
ü  Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
ü  Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
ü  Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
ü  Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
·           hal-hal negatif atau bentuk ke-munduran akibat adanya perubahan sosial budaya.
ü  Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
ü  Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
ü  Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
ü  Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
5.     LAIN – LAIN
·           Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.
·           Perubahan sosial adalah perubahan struktur dan fungsi sosialnya
·           Apapun bentuk perubahan sosial budaya harus disikapi secara kritis dan selektif di mana perubahan sosial budaya yang bersifat positif kita terima sedangkan perubahan sosial budaya yang bersifat negatif kita cegah dan tinggalkan.
·           Dampak Perubahan Sosial Budaya :
ü  Akibat Positif : Perubahan dapat terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian masyarakat dengan gerak perubahan disebut integrasi.
ü  Akibat Negatif : terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi.
6.     RANGKUMAN MATERI
·           Perubahan sosial adalah sebuah transformasi budaya dan institusi sosial yang merupakanhasil dari proses yang berlangsung terus menerus dan memberikan kesan positif dannegatif.
·           Bentuk perubahan sosial budaya dibagi menjadi perubahan evolusi dan perubahan revolusi.
·           Teori evolusi digolongkan ke dalam unilinear theories of evolution, universal theory ofevolution, dan inultilined theories of evolution.
·           Faktor pendorong perubahan sosial budaya, antara lain adalah timbunan kebudayaandan penemuan baru, perubahan jumlah penduduk, pertentangan atau konflik, danterjadinya pemberontakan atau revolusi.
·           Globalisasi adalah proses persebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkutinformasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik.